
Memberi permen untuk anak? Memangnya boleh? Tentu saja boleh.
Asal aman, asal nggak keseringan, asal setelahnya jangan lupa bersihkan mulut dan gigi 😊
Permen? Siapa sih yang nggak suka permen? Rasanya yang manis dan ukurannya yang sekali ‘hap’, menjadikan permen sebagai salah satu ‘barang’ wajib yang ada di meja kerja, tas, atau bahkan saku celana. Di angkutan umum, makan permen. Bete kelamaaan nunggu sesuatu, makan permen. Ngilangin ngantuk? Emut saja permen. Gitu nggak? Apa saya doang? Hahaha.
Apalagi kalau anak-anak, jangan ditanya deh. Mana ada yang nggak suka permen? Makanya banyak orang tua yang suka menyogok anaknya dengan permen. Nangis dikit, kasih permen. Ngambek dikit, kasih permen. Giliran anaknya sakit gigi, salahin aja permen. Laaah, pukpuk permen.
Padahal, permen tidak akan menjadi buruk kok, asal dikonsumsi dengan tepat dan memilih permen yang bermutu baik. Apapun itu, kalau berlebihan pasti nggak bagus kan?
🍬Usia Berapa Anak Boleh Makan Permen?
Kalau yang saya baca di sebuah situs kesehatan, di usia dua tahun anak baru boleh dikasih permen. Di bawah itu? Big No. Selain rasanya yang manis, ukurannya yang kecil juga bisa berbahaya karena bisa menyebabkan tersedak.
Nah, meskipun sudah boleh makan permen, tetap harus ada aturan yang berlaku, ya. Apa saja?
🍬Ini dia 7 aturan memberi permen untuk anak:
1. Frekuensi
Nggak boleh sering-sering. Satu permen untuk satu hari sudah cukup. Atau maksimal dua. Aturan ini banyak dipakai oleh teman-teman saya. Kalau saya sendiri, dulunya anak-anak nggak kenal permen. Makanya pas di sebuah grup parenting pada curhat anaknya ketagihan permen, saya selow aja, dan bangga gitu anak saya nggak kenal permen. Hingga pengasuh grup bilang bahwa, ya wajar nggak kenal, wong nggak pernah dikenalin. Yang hebat itu, anak kenal permen, tapi paham batasannya. Jadi ketika ada ‘ujian’, misalnya di rumah bertaburan permen, atau dikasih permen sama nenek, dia tetap paham: cukup satu permen untuk satu hari. Itu berarti anak kita lulus ujian.
Kalau nggak pernah ada ujian, gimana kita tau dia lulus atau enggak? O-ow… bener juga ya.
Sejak itu saya termasuk orang tua yang oke buat ngasih permen Wafa dan Ayyas. Again, dengan syarat dan ketentuan yang berlaku tentunya.
[ Baca juga: Random facts About Ayyas ]
2. Pilih yang aman
Permen keras buat saya termasuk kategori nggak aman. Karena kadang anak-anak belum bisa ngontrolnya. Bukannya dikulum, malah langsung dikunyah gitu aja, huhuu. Selain itu berpotensi untuk tertelan. Saya aja sebagai orang dewasa pernah ngalamin. Duh, sakit banget itu rasanyaaa, leher kaya tercekik T___T
Yang masuk kategori aman buat anak-anak bisa perman loli (karena bisa dipegang), atau permen chewy (kunyah) sehingga mudah dimakan.
3. Reputasi produsen
Mereknya jelas, dikemas dengan baik dan higienis, ada kode produksi dan tanggal kadaluwarsa, dan pastinya bersertifikat MUI dan BPOM sebagai jaminan bahwa permen tersebut halal dan aman dikonsumsi👌
4. Periksa permen
Pastikan kemasannya masih bagus, permen masih utuh (tidak mencair atau meleleh).
5. Makan dengan cara yang benar
Kalau permen hisap ya harus dikulum sampai habis, jangan langsung digigit. Permen kunyah ya harus dikunyah, jangan langsung ditelan. Dan jangan makan bergantian sama orang lain!
6. Perhatikan waktunya
Berikan permen di snack time anak, atau jadikan permen sebagai reward untuk anak. Yang penting untuk diingat, jangan pernah memberikan permen sebelum waktu makan, karena bisa merusak nafsu makan anak.
7. Bersihkan mulut setelah selesai makan permen.
Jadi setelah anak selesai makan permen, segera ajak atau ingatkan untuk kumur-kumur, minum air putih, atau lebih bagus sikat gigi sekalian.
Nah, itu dia 7 aturan memberi permen untuk anak yang selama ini saya terapkan. Selanjutnya, saya ada rekomendasi permen yang bukan hanya enak, tapi juga aman.
🍬Pindy Susu, Permen Aman Untuk Anak
Iya, jadi Pindy Susu merupakan salah satu permen yang saya ijinkan untuk dikonsumsi sama anak-anak. Kenapa? Karena Pindy ini kan produk udah lama ya, dan bisa bertahan sampai sekarang, jadi pastinya aman dan terjamin kualitasnya. Dan yang paling penting, permen yang diproduksi oleh PT. Inasentra Unisatya – Kabupaten Bogor ini sudah bersertifikat halal dari MUI dan sudah terdaftar di BPOM dengan nomor izin edar BPOM RI MD 224510008005.
Pindy susu ini ada tiga rasa by the way, coklat, stroberi dan rasa original alias susu. Dan di rumah ini lucu. Ayyas suka banget sama yang coklat, Wafa suka yang stroberi, dan saya suka yang original. Hahaha. Bagus lah ya, biar nggak rebutan.
Oiya, yang berteman sama saya di Facebook mungkin tahu, beberapa hari lalu saya sempat syok karena di grup sekolah Wafa beredar HOAX yang bilang bahwa permen Pindy Susu mengandung narkoba😱
Me like…
WHAT?
Yang bener aja, hoax itu kan udah lama. Saya beberapa kali dapat dari WAG lain. Terkait hal ini, sudah ada klarifikasi langsung dari BPOM tentang isu itu. Mbok yaaa, kalau ada berita apa-apa terutama yang nggak jelas, cek ricek dulu gitu yaaa. Jangan main sebar-sebar aja 😖

Akhirnya saya kirim tuh link klarifikasi BPOM, dan kemudian yang bersangkutan bilang kalau beliau dapat berita itu dari temannya di Jakarta. Bukan berita deng, tapi capture-an WA dari entah-siapa-sumber-pertamanya👻
Jadi buat yang baca artikel ini dan merasa pernah dapat kiriman serupa, itu hoax yaaaa. Nggak udah dikirim ke mana-mana lagi, hapus aja udaaah.
Nah, karena Pindy Susu ini sudah terbukti aman, jadi nggak usah khawatir lagi buat ngasih ke anak-anak ya, Buibuuu. Tetap dengan aturan yang berlaku di masing-masing keluarga tentu saja😉
Ada yang suka juga sama Pindy Susu? Favoritnya yang mana, original/plain, cokelat, atau stroberi? Bisa diceki-ceki di sini nih👇
🍬Pindy Susu🍬
Facebook : https://www.facebook.com/PermenPindy
Instagram : @permenpindy_id
Ah ya, ada yang punya aturan lain terkait memberi permen untuk anak? Sharing yuuuk!
Salam semanis permen🍭