7 Tips Mudik Bersama Balita Menggunakan Kendaraan Umum

Juni 22, 201647 Comments
Blog post

Mudik dengan membawa balita membutuhkan banyak sekali persiapan. Simak yuk 7 tips mudik bersama balita menggunakan kendaraan umum.

Lebaran selalu identik dengan banyak hal spesial, salah satunya adalah mudik. Pulang ke kampung halaman selalu menjadi agenda wajib bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Meskipun jalanan macet, meskipun libur hanya sebentar, meskipun harga tiket melambung, tapi tetap dijalani demi bertemu dan silaturrahim dengan orangtua dan keluarga.

Banyak hal yang harus dipersiapkan dan diperhatikan saat kita hendak mudik ke kampung halaman terutama jika menggunakan kendaraan/transportasi umum. Mulai dari tiket, perlengkapan pribadi, juga tak lupa buah tangan untuk sanak saudara.

Repot? Tentu, tapi sungguh ini repot yang menyenangkan :))

Nah, tingkat kerepotan ini akan bertambah jika kita punya anak-anak yang akan diajak serta. Kebayang saat saya masih single aja, kalau mudik rempongnya udah level tangan nggak muat buat bawa barang. Segala parcel dari tempat kerja nggak rela dibongkar demi diliatin sama Ibu, hahaha *norak*.

Setelah 4 tahun nggak mudik, lebaran tahun ini saya mudik berempat bersama suami dan dua balita. Dan dengan jarak tempuh yang berkali lipat dari sekedar Jakarta-Kebumen. Iya, ini pertama kalinya sejak tinggal di Palopo, saya akan pulang ke Jakarta untuk kemudian lanjut ke kota kelahiran saya, Kebumen. Oh my, Anda bisa bayangkan segala persiapan dan kerepotan saya?

image
Di bus malam menuju Makassar

Tapi saat ini saya sudah sampai dengan sehat selamat sentosa ke pangkuan Ibunda tercinta. Perjalanan panjang selama mudik Alhamdulillah sangat lancar dan menyenangkan terutama karena anak-anak aman terkendali, nggak rewel dan nangis sama sekali. Ah, sungguh Bunda terharu, Nak.

Perjalanan kami dari Palopo-Jakarta-Kebumen menggunakan hampir segala moda transportasi. Berangkat dari Palopo menggunakan bus malam sekitar 6-7 jam, lanjut naik pesawat ke Jakarta, kemudian naik kereta ke Kebumen. Belum termasuk taksi, ojek serta becak. Banyak ya. Tinggal kapal laut aja yang belum, hihi.

Nah, buat kalian yang berencana akan mudik bersama anak-anak menggunakan kendaraan umum, saya akan berbagi tips berdasarkan pengalaman saya kemarin agar mudik bersama si kecil tetap aman, nyaman dan menyenangkan.

7 Tips Mudik Bersama Balita Menggunakan Kendaraan Umum:

1. Kondisikan dari jauh-jauh hari

Ketika saya dan suami sudah punya rencana matang untuk mudik di tahun ini, kami memberitahu Wafa dan Ayyas, dengan bahasa yang berbeda tentu saja. Wafa yang menjelang 5 tahun dan sudah mengenal Eyang serta Mbahnya, kami beritahu bahwa insyaAllah kita akan pulang ke rumah Mbah dan Eyang. (Mbah adalah panggilan untuk orangtua suami, Eyang untuk orantua saya). Kalau ke Ayyas yang baru dua tahun, kami beritahu bahwa kita akan naik bis dan pesawat dan kereta. Girang amat deh dia, hahaha.

Selanjutnya kami mengajak anak-anak menelpon Mbah dan Eyangnya,

“Mbah/Eyang, insyaAllah Wafa sama Ayyas mau pulang nih. Doain biar selamat dan lancar yaa”

Dengan begini, anak-anak akan terkondisikan sehingga lebih siap saat mudik tiba. Meski setelah itu bibir kriting menjawab pertanyaan mereka yang hampir setiap hari:

Kapan kita ke rumah Mbah?

Berapa hari lagi kita naik bisnya?

Jam berapa kita ke rumah Eyang? -___-

image
Di bandara Sultan Hasanuddin, Makassar

2. Kenalkan dengan moda transportasi yang akan dipakai

Di Palopo nggak ada kereta dan apalagi pesawat. Jadi kami mengenalkan -terutama ke Ayyas- dengan buku dan video. Ayyas sih anaknya penggemar bis, soalnya tiap sore liat di jalan depan rumah bis antar kota ngetem nunggu penumpang. Jadi anaknya seneng banget deh dikasih tau kalau mau naik bis. Kalau pesawat dan kereta, anak mana sih yang seneng, yakan? Jadi kalau misal liat bis,

“Asik, besok Ayyas mau naik bis ya?”

“Kemana Yas, kerumah Mbah ya?”

Begitupun dengan pesawat dan kereta. Selanjutnya percakapan yang sering terjadi di rumah kami adalah:

“Kita besok mau ke rumah Mbah ya Bun?”

“Iya”

“Kita naik bis besar ya, Bun?”

“Iyaa”

“Lalu naik pesawat?”

“Iyaaa”

“Lalu naik kereta ke rumah Eyang ?”

“Iyaaaa….”

Lalu mereka jejingkrakan berdua.

Begitu terus sampai mudik tiba.

3. Libatkan anak dalam persiapan mudik

Hal ini terutama untuk perlengkapan mereka sendiri, seperti baju mana yang mau dibawa, camilan juga buku dan mainan yang akan menemani mereka selama perjalanan. Kalau saya karena mau di kampung lama, jadi selain mainan favorit anak untuk teman perjalanan, anak-anak memang membawa mainan lain agak banyak. Terutama mainan yang bisa digunakan untuk open-ended play, seperti balok, lego, beads, figurine animal dan mobil-mobilan tentu saja :D.

Meski suami bilang nanti toh di kampung banyak sekali aktivitas aka mainan, ada ayam bebek angsa kambing atau mancing ikan tapi tetep ajalah nyari aman daripada nanti pas di kampung nyariin kan berabe mesti beli lagi.

Melibatkan anak dalam persiapan mudik mengajarkan anak bahwa segala sesuatunya butuh persiapan, nggak hanya ‘terima beres’. Belajar tanggung jawab juga kan? Dan anak akan menikmati momen mudik bahkan dari persiapannya.

4. Siapkan aktivitas agar perjalanan tidak membosankan

Rentang perhatian balita itu masih pendek, apalagi untuk anak-anak yang moody. Jadi agar perjalanan tidak membosankan, siapkan aktivitas yang seru. Bisa membaca buku, menonton film atau lagu kesukaan, atau bermain dengan mainan favorit.

Kalau saya kemarin andalannya ada empat macem, buku cerita, busy book, mainan dan tab. Meski akhirnya nggak terlalu terpakai sih. Soalnya kami naik bus malam, berangkat jam sepuluh malam dari Palopo. Jadi anak-anak heboh pas baru naik aja, sepuluh menit kemudian udah pules.

Naik pesawat pagi, mereka amaze liat matahari terbit dan gumpalan awan dari jendela pesawat. Malah susah nyuruh mereka duduk dan pakai seatbelt, maunya berdiri terus dekat jendela -__-. Tiga hari kemudian saat naik kereta ke Kebumenpun begitu, rebutan duduk dekat jendela. Padahal lama lho perjalanannya, hampir 8 jam. Tapi alhamdulilah no rewel no nangis, makan aja sama ngemil sama main-main.

image
Busy book untuk aktivitas selama perjalanan

5. Siapkan tas khusus perlengkapan anak

Tips mudik bersama balita berikutnya adalah siapkan tas khusus! Jangan sampai kejadian anak makan belepotan pas mau nyari tisu basah ternyata ada di koper. Yassalam, pake jilbab emaknya aja deh ngelapnya. Tas perlengkapan ini berisi segala keperluan anak selama di perjalanan, seperti:

  • Baju Ganti: jaga-jaga jika baju anak basah, kotor, maupun berkeringat
  • Diapers: ini mah wajib banget buat yang anaknya masih pakai diapers. Sediakan beberapa buah tergantung lama perjalanan
  • Tisu: baik berupa tisu basah ataupun kering
  • Obat-obatan: untuk jaga-jaga sediakan obat penurun panas, termometer, minyak telon atau kayu putih.
  • Handuk kecil: ini penting banget saat harus ke kamar kecil
  • Makanan, camilan dan minuman: untuk yang membawa bayi di bawah 6 bulan, mungkin masih simpel karena hanya butuh ASI. Tapi kalau usia anak sudah masa MPASI, siapkan stok makanan baik makanan berat maupun camilan. Pisahkan sesuai kebutuhan dalam beberapa wadah untuk sekali makan, agar lebih praktis tentu saja. Begitu juga jika membawa susu formula, buat beberapa wadah dengan takaran sekali minum, bisa menggunakan plastik atau toples kecil. Intinya pastikan selama di perjalanan kita tidak kerepotan saat memenuhi segala kebutuhan si kecil.

Kalau saya kemarin tas perlengkapan anak ini jadi satu sama perlengkapan saya semacam handphone, charger atau powerbank, dan perlengkapan pribadi lainnya.

6. Selalu awasi sang buah hati

Usia balita kan lagi aktif-aktifnya ya. Apalagi Ayyas di usia dua tahunan yang sedang masanya menjelajah segala hal. Sama sekali nggak mau digendong, maunya jalan sendiri lari-larian kemana-mana.

Kalau anaknya masih mau dan memungkinkan untuk digendong, jangan lupa juga bawa gendongan yang nyaman. Kalau anaknya dua bagi tugas. Satu digandeng ayahnya, satu ibunya. Kalau tangan ayahnya udah nggak muat karena udah nggandeng koper, yaudah sama ibunya di kanan kiri *pengalaman*.

Kalau anaknya lebih dari dua, eerrr digiring aja kali ya, hahaha. Intinya jangan sampai lengah dalam mengawasi sang buah hati, apalagi di tempat ramai seperti bandara atau stasiun. Jangan sampai kejadian misalnya ibunya asik selfie sementara anaknya lari-larian entah kemana :p

image
Tips: kalau selfie anaknya diajak :p

7. Berdoa

Tips terakhir. Setelah segala persiapan dan ikhtiar yang dilakukan, usahakan selama perjalanan senantiasa melafalkan doa agar perjalanannya dilindungi dari segala mara bahaya. Niatkan juga perjalanan mudik untuk ibadah, menjenguk orangtua dan sanak saudara, menyambung dan merawat silaturrahim agar tetap terjaga.

Naaah, itu dia 7 tips mudik bersama balita agar tetap aman, nyaman dan menyenangkan. Mungkin ada yang mau menambahkan tips lainnya? Yuk sharing di kolom komentar.

Dan buat kalian yang hendak mudik, saya ucapkan fii amanillah ma’assalamah. Semoga perjalanannya dalam perlindungan Allah dan diselamatkan sampai tempat tujuan.  Amin :).

Silahkan share jika dirasa tulisan ini bermanfaat ya.

Kebumen, hari ke 17 Ramadhan

Prev Post Next Post