Food Photography dan Kamera Impian Sony a6000

September 28, 201646 Comments
Blog post

Kamera terbaik adalah kamera yang ada di genggamanmu

Kalimat di atas saya baca di sebuah buku tentang fotografi. Dan kemudian menjadi mantra yang selalu saya rapalkan dan menjadi pedoman dalam mengambil sebuah gambar. Gambar apa saja. Anak-anak, pemandangan, table situation maupun hasil masakan saya.

Dua tahun lalu, saya sama sekali tidak ada minat terhadap fotografi, khususnya food photography. Tapi hobi moto mah iya. Jaman sekarang ya, tiap orang punya ponsel dengan dukungan kamera yang memungkinkan kita menjepret begitu banyak obyek tanpa takut roll film habis.

Dikit-dikit selfie, dikit-dikit jepret. Mak pret gitu lah pokoknya. Nah, saya juga gitu. Asal jepret tanpa mikir ini anglenya bagus nggak, cahayanya cukup nggak, dan lain-lain.

Hingga kurang lebih dua tahun yang lalu, saat pindah ke Palopo dan saya mulai belajar masak. Paling praktis kala itu, saya selalu nyari resep di Instagram. Iya, nggak di google. Kenapa? Karena praktis aja.

Resepnya singkat, nggak bertele-tele dan yang paling penting mata saya selalu dimanjakan dengan tampilan foto masakan yang sukses bikin saya ngences. Bagus-bagus bangeeeet.

Tapi saya mikir, ah pasti ini difoto pake kamera canggih nih. Kamera DSLR segede gaban, atau mirrorless. Saya pun hopeless. Hingga akhirnya saya menemukan hashtag #pakehape. Heeeh? Seriously? Foto yang bening dan cakep-cakep gitu hasil jepretan kamera ponsel?

Baca: Ngeblog Pakai HP? Why Not?

Berkenalan dengan Food Photography

Sayapun rajin stalking akun-akun yang sering membagi BTS (behind the scene) foto-foto mereka. Mempelajari teknik hingga properti yang mereka gunakan.

Dengan bermodal nekad, selepas masak, saya mulai mempraktekkan aneka plating seperti yang saya lihat di Instagram dan menjepretnya dengan kamera ponsel saya. Hasilnya? Nggak mengecewakan lah. Foto saya upload ke medsos, dan banyak yang suka! Wohoo. Banyak yang nanya saya motonya pake apa.

“Pake kamera ponsel aja kok”, jawab saya.

food-photography-dan-kamera-impian
Salah satu hasil jepretan kamera ponsel saya
Belajar teknik flat lay
Belajar teknik flat lay

Kamera Impian

Saat ini, saya semakin menekuni hobi memasak dan food photography dan masih tetap memakai kamera ponsel. Meski hasilnya selama ini sudah cukup baik menurut standar saya, tapi saya akui kamera ponsel memiliki beberapa kelemahan.

Pastilah kemampuan kamera ponsel terbatas, tidak seperti kamera dslr maupun mirrorless. Beberapa kelemahan kamera ponsel yang saya rasakan adalah:

1. Permainan angle yang terbatas

Karena sifat lensa kamera ponsel yang cenderung lebar. Angle paling aman untuk lensa model ini adalah BEV (Bird Eye View) atau kita memotret dari atas makanan. Tapi tentunya kan nggak tiap hidangan cocok difoto dengan angle ini.

Untuk menonjolkan tekstur dan bentuk makanan, terkadang perlu untuk mengambil foto langsung tegak lurus dari depan obyek. Seperti foto pancake dan susu berikut ini. Tentu akan kurang menarik jika difoto dari atas bukan?

food-photography-dan-kamera-impian1

2.Cahaya harus bagus.

Karena kamera ponsel mempunyai kemampuan yang terbatas untuk meyesuaikan dengan cahaya, maka hal ini menjadi poin yang paling penting dan sering bikin galau. Siangan dikit, mau moto cahayanya udah over. Jadilah fotonya harsh. Atau pas lagi mendung padahal hasil masakan kayaknya cihuy banget buat dipoto, tapi hasilnya gelap. Haiisshh. Makanya harus pinter-pinter nyari spot foto dengan cahaya yang cukup. Tidak kurang dan lebih.

3. Lensa kameranya sering burem

Karena sering buat mainan bocah. Huwaa. Sering banget kejadian, plating udah oke, styling udah oke, pas mau jepret YAAMPUN ini burem amat. Ternyata pas dilihat lensanya penuh dengan sidik jari bocah >,<

Makanya, salah satu impian saya untuk mendukung passion di cooking and food photography ini adalah saya bisa beli kamera.

Someday. Mirrorless. Sony a6000. Warna putih.

Tapi di Palopo sini nggak ada yang jual Nyak. Yeaaah. Ini era digital sis, tinggal klak klik di hape sampe deh tuh X-M1. Yakaliiii, harus ada duitnya dulu sih, hahahaha.

Udah sering sih nyari ini di berbagai online shop dan e-commerce. Dan harganya bikin meringis ya. Maklumlah, Emak anak dua yang tiap bulannya mikirin kesejahteraan susu dan diapers :v

Baca: Liburan Bareng Anak-anak

Jadi mari yuk mariii kita rajin menabung dulu pemirsaaa. Semoga suatu saat bisa membeli si Fujifilm M1 ini atau bahkan yang lebih bagus. Amin yang kenceng boleh?

Palopo, Sulawesi Selatan.

Nyak Rotun.

Prev Post Next Post