Ingin Menjadi Istri dan Ibu yang Bahagia? Simak 5 Tips dari Cutdekayi Berikut Ini

Mei 9, 201632 Comments
Blog post

Ingin Menjadi Istri dan Ibu yang Bahagia? Simak 5 Tips dari Cutdekayi Berikut Ini

Tarik nafaaass…Bismillah.

Setelah hiatus berkepanjangan karena sakit, opname, pemulihan yang yeaah, susah karena gimana dong ada anak dua nggak ada yang bantuin jadi ya gitu deh. Tapi Alhamdulillah akhirnya saya kembali sehat dan kuat seperti sediakala. Karena apa? Karena doa kalian :”)

Dan lalu inget utang nulis saya banyak banget. Huaaa…Bingung mau bayar yang mana dulu. Akhirnya mamutuskan nulis untuk setoran arisan link Blogger Perempuan group 4.

Utangnya ada tiga. Yang udah lewat deteline ada dua. Dan yang pertama, pemenang ketiga kocokan arisan yaitu dedek-dedek ibu muda gemes yang selalu aktif, kreatif dan ceria: Ayi, sang pemilik blog cutdekayi.com.

[Baca juga : Atisatya Arifin, Beauty Blogger yang Fokus Pada Brand Lokal]

Pertama kenal Ayi saat saya konfirmasi keikutsertaannya di arisan link. Saya sebagai PIC grup 4 memang bertugas menjapri member BP yang masuk ke grup saya.

Kesan pertama? Anaknya ramah, rame dan heboh. Dan anehnya, saya langsung merasa klik, nyambung dan sayang sama dia. Aih, apa saya yang terlalu melankolis? Etapi iya, Ayi ini tipe yang selalu bisa membuat orang yang ngobrol dengannya merasa istimewa. Such a romantic person.

Tak heran, jika blog Ayipun dipenuhi dengan hal yang berbau romantis. Entah cerita tentang suaminya, orangtuanya, anaknya, bahkan perenungan-perenungannya tentang kehidupan dan hal yang saat ini tengah dijalaninya: pernikahan yang memberikannya peran baru sebagai istri dan ibu.

Mengusung tagline A Happy Mommy and Wife, perempuan asal Aceh ini benar-benar menyuguhkan cerita tentang perannya sebagai istri dan ibu. Membaca postingan-postingannya, kita akan segera tau bahwa Ayi selalu menulis dengan hati. Ringan, namun tetap dalam makna.

Ia ingin menunjukkan pada kita, bahwa di usianya yang berbilang sangat muda, Ia bisa menjalani peran yang mungkin bagi wanita sebayanya bahkan belum masuk ke dalam angan dan cita-cita. Menikah dan menjadi ibu. Ya, di usia yang baru genap 22 tahun, Ayi sudah sangat terampil menjalani peran sebagai istri dan ibu yang bahagia. Masya Allah.

Sebagai old married couple -eh nggak old amatlah, baru 6 tahun juga- saya seperti diingatkan tentang makna pernikahan dan menjadi orangtua, tanpa merasa digurui apatah lagi diceramahi. Membaca tentang cerita dan lika liku pernikahan di blog Ayi, saya mencoba merangkum bagaimana ibunda dari Kizain ini bisa menjalani berbagai perannya dengan baik, dan yang jelas, selalu berbahagia!

Screenshot_2016-05-09-08-12-25-1

Ini dia, 5 tips menjadi istri dan ibu yang berbahagia ala Cutdekayi.

Penerimaan

….barangkali kita terlupa. Penerimaan yang membuat kita kini merasa baik-baik saja. Merasa selalu jatuh cinta pada orang yang sama. Setiap hari. Setiap detik. Setiap kedipan mata. (Cutdekayi, Tentang Penerimaan).

Kunci untuk menjadi pribadi yang bahagia adalah penerimaan. Menerima segala hal yang terjadi pada diri kita. Saat ini. Apapun keadaannya. Sebuah penerimaan menjadikan kita pribadi yang berlapang dada dan tentu saja menikmati tiap detik kehidupan dan segala warna warninya.

Ayi mencontohkan  pada kita bagaimana Ia menerima peran dan konsekuensi yang mesti Ia tanggung. Suatu kali Ia pernah bercerita, tentang kegalauannya antara kembali meneruskan kuliah atau bertahan di rumah untuk merawat buah hatinya.

Banyak hal yang menjadi pertimbangaanya memang, tapi Ia, kembali meneguhkan bahwa untuk saat ini, penerimaan atas peran barunya sebagai istri dan ibu lebih memberatkannya ketimbang kembali lagi ke bangku kuliah dan menjadi mahasiswa.

Ada harga yang harus dibayar, tapi Ayi yakin bahwa pilihannya insya Allah yang terbaik. Dan Ia berbahagia dengan pilihannya itu. Bangku kuliah bisa menunggu, tapi Kizain? Waktu akan segera merampas masa kecilnya, mengantarkan ia tumbuh besar dan Ibundanya tak ingin melewatkannya.

Seperti itulah penerimaan. Membuat kita ada untuk saat ini, tidak terlontar ke masa lalu, atau berkelana ke masa depan. Cukup menikmati saat ini, sadar penuh dan hadir utuh atas pilihan hidup yang kita ambil.

Bersyukur

Katanya, kunci bahagia itu ada dua, yaitu sabar dan syukur. Seems like a simple things, but hardly in practice. Iyasih, siapa yang bilang sabar itu mudah dan syukur itu gampang, saat kelelahan mendera, anak rewel, kerjaan rumah numpuk, kepala pusing, perut lapar *merana amat hidup gue*. Terus gimana bisa bersyukur?

Tapi hei, lihat sisi baiknya. Seperti artikel yang ramai beredar di facebook, bahwa saat anak rewel itu berati kita masih punya anak, di saat mungkin orang lain tengah begitu mengharapkan kehadiran buah hati di rumah mereka. Kerjaan rumah numpuk, berarti kita masih punya tempat untuk bernaung, meski masih tinggal bersama orangtua ataupun hanya menumpang di rumah dinas.

Membaca tulisan-tulisan Ayi baik di blog maupun medsosnya, akan terlihat bahwa Ia adalah pribadi yang pandai bersyukur. Meski malam minggunya dihabiskan dengan menatap buah hati dan suaminya yang terlelap, misalnya,  namun Ia bisa membingkainya dengan syukur yang indah.

Merawat Cinta

Ah, ini bagian favorit saya. Merawat cinta. Ayi mampu menghadirkan keromantisan rumah tangganya melalui tulisan yang Ia publish di blognya. Istri dari Aslan Saputra ini berkomitmen untuk menjaga dan merawat cinta yang telah tumbuh di antara mereka. Bagaimana caranya?

Komunikasi yang baik, sepertinya hal yang paling mereka utamakan. Rumah tangga mereka begitu kaya akan diskusi, dari hal ringan semacam MPASI Kizain, sampai epoleksosbudhankam, hahaha *kidding*.

Di postingan ‘Saat Bermesraan Berbuah Pahala’ , Ayi menunjukkan cara merawat cinta dengan menjaga kemesraan dengan pasangan. Saat hubungan dengan pasangan selalu romantis dan mesra, istri mana coba yang nggak bahagia? *kedip mata*

[Baca juga : Falling in Love With Sanwa Journeys]

Parenthood Before Parenting

Kadangkala, sebagai pasangan yang telah memiliki buah hati, fokus kita beralih dari menjadi pasangan suami istri menjadi pasangan orangtua. Kita sibuk memikirkan semua hal tentang anak. Mulai dari pertumbuhan fisiknya, memikirkan asupan gizinya, kemudian tentang segala teori parenting yang akan kita terapkan untuknya.

Kita seakan terlupa, bahwa hubungan kita sebagai suami istri, tidak kalah penting untuk selalu kita jaga. Parenthood before parenting. Sibuk mengurusi buah hati, jangan sampai menjadikan kita lupa bahwa kita adalah juga pribadi yang utuh, begitupun suami.

Ayi dan suaminya (sumber:IG @cutdekayi)
Ayi dan suaminya (sumber:IG @cutdekayi)

Maka kemudian selain me time, ada hal yang tidak kalah penting yaitu couple time. Waktu kita bersama pasangan, utuh hanya ada aku dan kamu. Masing-masing kita pasti memliki me time maupun couple time yang berbeda-beda. Kalau untuk Ayi, karena anaknya sekarang masih kecil, ngertiin banget sih kalau belum bisa bercouple time dengan meninggalkan anak.

Selain karena anaknya juga masih lucu-lucunya, masih nurut, belum lari-larian kesana kemari, dan yang paling penting, belum bisa gangguin kalau orangtuanya lagi pengen mesra-mesraan misalnya *pengalaman* *digangguin anak molo* *derita gue*, maka couple time ala Ayi adalah sekedar ngobrol berdua sepuasnya saat Kizain sudah tertidur, begadang berdua membuat adek untuk Kizain postingan blog atau upate sosmed. Atau ngobrol romantis tentang perjalanan pernikahan mereka.

Saat kita berhasil menjadi pasangan yang bahagia, maka kita akan mejadi orangtua yang bahagia. Dan ya, orangtua yang bahagia akan melahirkan anak yang bahagia pula.

Aktualisasi Diri

Well, poin sebelumnya kita membahas hubungan dengan pasangan, maka poin kelima ini lebih sempit lagi: tentang hubungan kita dengan diri sendiri. Sebelum menjadi istri dan ibu, kita adalah pribadi utuh, yang juga mempunyai hak untuk bahagia. KIta sebagai perempuan, mempunyai hak yang sama untuk terus belajar, berkembang, dan mengaktualisasi diri dengan passion dan kesenangan kita. Tentunya dalam batas dan koridor yang wajar dan baik ya.

Untuk Ayi sendiri, Ia masih merenda mimpi, melanjutkan kuliah dan mengantongi gelarnya sebagai dokter hewan yang shalihah. Disamping itu, Ayi serius dan tekun mengaktualisasi dirinya untuk terus menulis dengan menjadi lifestyle blogger. Ia juga mengaku seorang social media enthusiast. Tak heran bunda dari Kizain ini begitu aktif cuap-cuap di twitter, mengunggah foto di Instagram, maupun sharing kesehariannya di Facebook.

Ayi sang calon dokter hewan shalihah (sumber:IG @cutdekayi)
Ayi sang calon dokter hewan shalihah (sumber:IG @cutdekayi)

Dengan aktualisasi diri, kita akan merasa berharga, optimis, dan bahagia karena menjalani multi peran kita dengan seimbang. Apalagi jika aktualisasi diri kita bisa menghasilkan. Persis seperti Ayi, dengan keseriusannya untuk menulis dan berbagi, baru-baru ini dia menang lomba blog di Tekni Jurnal. Hadiahnya? Nggak main-main, laptop keren! *ngences segalon*. Belum lagi menang lomba, giveaway, dan kuis lainnya. Seneng banget kan? Bahagiaaak deh.

Ilmu dan pelajaran hidup memang bisa datang dari mana saja dan siapa saja. Seperti saat ini, kita belajar banyak dari mom blogger asal Aceh tentang resep menjadi istri dan ibu bahagia. Nah, kalau kamu, punya resep apa untuk bahagia? Sharing yuk!

Salam,

-Rotun DF-

Prev Post Next Post