Kue Kering Khas Kebumen yang Wajib Ada Saat Lebaran Tiba

April 23, 201924 Comments
Blog post

Kue kering lebaran khas Kebumen selalu mempunyai tempat tersendiri di hari para penikmatnya. Bahkan bisa dibilang ada yang kurang saat tak melihat mereka mengisi deretan toples di meja.

Apa yang menjadi pertanda bahwa bulan Ramadan dan Lebaran akan segera tiba? Hmm, banyak ya. Iklan sirup dan sarung sudah mulai wara-wiri di layar televisi, rak-rak di minimarket sudah mulai penuh dengan kue kaleng dan kurma, juga mulai banyaknya kue-kue kering khas lebaran yang mulai dijajakan. Dan oh, penjual petasan dan kembang api dadakan juga mulai berjejer di pinggir jalan.

Untuk beberapa hal saya yakin di setiap daerah bisa sama, tapi untuk tradisi dan kue khas lebaran, pasti berbeda dong ya. Karena seperti yang kita tau bahwa Indonesia ini kayaaa banget.

Ya alamnya, ya budaya dan tradisinya, dan tentu saja kekayaan kulinernya yang selalu mampu menumbuhkan rindu terutama jika ia hanya bisa ditemui saat momen sesial Ramadan dan lebaran.

Sama halnya di Kebumen, kota kelahiran dan tempat saya tinggal saat ini. Jika sudah mendekati Ramadan dan lebaran, maka kue yang biasanya nggak pernah muncul, tiba-tiba udah banyak aja dijajakan di pasar.

Meski saat ini banyak banget kue kalengan produksi pabrik, tapi panganan khas ini tetap punya tempat tersendiri bagi kami. Bisa dibilang, nggak afdol lebarannya kalau nggak ada kue-kue ini, hihi.

Apa saja? Nah, kali ini saya mau bahas 3 diantaranya yang merupakan top three, paling tidak di daerah saya di pesisir selatan laut Jawa. Kue khas lebaran ini mengukirkan memori indah masa kecil.

Jadi kalau udah mendekati lebaran, maka simbok dan tetangga akan bahu membahu untuk bikin kue-kue kering ini. Misal nih 3 orang bikin di salah satu rumah. Mengumpulkan bahan dan peralatan, lalu membuatnya bersama-sama, dan menyimpannya rapat dalam toples toples bening untuk dihidangkan saat lebaran tiba.

[ Baca juga: Tips Mudik Bersama Balita Menggunakan Kendaraan Umum ]

Ini Dia Kue Kering Lebaran Khas Kebumen

1. Kue Satu

kue satu khas kebumen

Iya, namanya satu. Bukan dua atau tiga. Makanya kalau ada tamu dari kota suka dibecandain, ayo makan satu. Entar disangka cuma boleh makan satu, padahal itu kan namanya, bukan jumlahnya. Hahaha.

Kue satu terbuat dari tepung ketan dan gula jawa. Tapi untuk saat ini yang menjadi favorit adalah kue satu kacang hijau. Jadi tepung ketannya diganti dengan tepung kacang hijau berkualitas, dan gula jawanya yang nggak terlalu merah sehingga menghasilkan kue satu yang putih dan bersih.

Proses membuatnya mudah dan anti ribet, karena no oven dan no goreng-goreng. Tepung yang sudah disangrai langsung dicampur dengan gula yang juga sudah dihaluskan. Dicampur rata, lalu dicetak menggunakan cetakan kayu atau seng.

Bagian cetak mencetak ini paling menyenangkan buat saya saat kecil dulu. Suka eksperimen nyetaknya pake wadah agar-agar yang kecil-kecil tuh, lalu dipisahkan untuk dimakan sendiri, hahaha.

Selesai dicetak, kue satu dijempur beberapa saat biar ngeset dan setelahnya sudah bisa langsung dinikmati. Oiya, jemurnya jangan kelamaan ya, soalnya nanti bisa keras banget laksana batu, wkwk.

2. Kue Sagon

kue sagon khas kebumen

Untuk membuat sagon, bahan dasarnya ialah parutan daging kelapa yang telah dikupas. Kelapa yang dipilih tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua sehingga rasanya gurih dan renyah dengan bau harum yang khas.

Parutan kelapa itu kemudian dicampur dengan tepung ketan dan gula pasir hingga rata. Setelah tercampur dicetak menggunakan cetakan seng berbentuk persegi panjang. Adonan dimasukkan hingga batas atas, lalu ditekan-tekan menggunakan plastik hingga padat.

Cetakan yang telah siap kemudian dipanggang dengan tungku khusus yang dirancang untuk memanggang sagon. Tungkunya masih tradisional banget, berfungsi seperti oven yang  terbuat dari susunan batu bata yang dibagi menjadi 3 ruangan menggunakan lembaran seng.

Bagian bawah dan bagian atas diisi oleh bakaran sabut kelapa, sedangkan bagian tengah digunakan untuk tempat memanggang sagon. Setelah bagian pinggiran cetakan sudah berwarna cokelat tua dan bagian tengah sudah kering, itu artinya sagon telah matang. Sagon diangkat dan dikeluarkan dari cetakan, siap disusun ke dalam toples.

Kalau sekarang orang-orang bikin sagon dengan oven tangkring, jadi lebih praktis. Tapi entah ya, menurut saya tetap beda rasa dan aromanya. Kalau dibakar pake sabut kelapa lebih haruuum gitu. Atau entah ini hanya perasaan saya aja yang mellow mengenang masa kecil. Hehe.

Selain itu sagon juga dibuat dalam berbagai ukuran. Kalau dulu kan sama semua tuh, kotak-kotak. Sekarang udah banyak sagon yang dibuat dalam bentuk one bite, sekali hap :D.

3. Jipang Kacang

jipang kacang khas kebumen

Jipang-jipangan ini sebenernya bukan hanya kacang. Ada juga jipang beras yang saya suka banget kalau lagi bikin adonan gulanya. Cara bikinnya sama, yang membedakan hanya bahannya saja.

Kalau jipang beras biasa terhidang di toples saat lebaran, sedangkan jipang kacang lebih sering dijadikan oleh-oleh atau buah tangan untuk sanak saudara.

Di rumah saya, ibu lebih sering bikin jipang beras, karena potensi gagalnya kecil #halah. Untuk jipang kacang biasanya beli sekaligus banyak buat dibawakan ke anak-anaknya yang mau balik pasca mudik lebaran.

[ Baca juga: 5 Kuliner Khas Kebumen Yang Wajib Kamu Coba ]

Mengemas Kue Lebaran Untuk Oleh-oleh

Sudah umum di desa saya, masing-masing orang tua akan membuat kue lebaran banyak-banyak karena bukan hanya untuk hidangan, tapi untuk dibawakan ke anak-anak dan saudara yang pulang saat lebaran.

Kayak ibu saya nih, ada 4 anaknya yang mudik. Saya (dulu) dari Palopo, Kakak dari Palembang, Adik dari Jakarta dan si bungsu dari Bandung.

Kebayang nggak tuh, berapa banyak kue kering yang di packing? Udah mirip pabrik dadakan deh, hahaha. Soalnya kayak saya, juga ngerasa nggak afdol kalau pas balik nggak bawa kue lebaran khas Kebumen buat buah tangan teman-teman dan rekan kerja suami.

aneka kue kering lebaran khas kebumen

Untuk mengemasnya, simbok memakai plastik bening ukuran satu kilo. Kalian tau plastic PP kan? Itu loh, jenis kantong plastik yang memiliki karakter warna yang transparan, bening & jernih dengan permukaan yang mengkilap. Satu dan sagon dikemas rapi lalu diklip rapat agar tetap fresh dan renyah.

Plastik jenis ini cocok banget buat mengemas kue kering maupun kue basah. Karena dia bening, jadi isi dan warna makanannya bisa dilihat dengan jelas. Meski saat ini kita sudah makin aware untuk mengurangi penggunaan plasik, tapi nggak bisa dipungkiri untuk beberapa hal kita masih harus menggunakan bungkus plastik ini.

Misal makanan/kue kering seperti satu dan sagon kurang cocok dibungkus dengan kardus karena pasti bakalan melempem.

Yang penting, gunakan plastik secara bijak dan jangan lupa selalu buang sampah pada tempatnya ya gengs!

Nah, untuk plastiknya sendiri simbok biasa pakai plastik PP merk Wayang. Soalnya gampang banget ditemukan dimana-mana. Di pasar, di toko kelontong maupun warung dekat rumah. Udah gitu kan dia tersedia berbagai ukuran sesuai dengan kebutuhan kita.

Plastiknya kuat, nggak gampang sobek dan bocor, juga aman digunakan karena udah ada jaminan kualitas food grade dan hanya menggunakan biji plastik murni. Terbukti plastik PP Wayang udah mendapatkan sertifikasi ISO dan halal MUI. Kita sebagai konsumen jadi tenang untuk menggunakannya.

By the way, ternyata sekarang plastic PP Wayang punya kemasan baru. Plastik yang udah umum banget dipake sama pelaku usaha makanan ini niat banget deh untuk terus memperbaiki kualitasnya.

Tampilan logo yang tadinya hanya berupa gambar wayang sekarang ditambahi gambar batik emas. Makin cantik dan kualitas plastiknya makin tebal aja. Suka! Nama perusahaan tertera jelas yaitu PT Panca Budi dan terdapat logo halal MUI, logo foodgrade, serta sertifikasi ISO.

Hmm, karena lebaran tahun ini itungannya saya nggak mudik, wong memang udah menetap di Kebumen (insya Allah), bakalan nggak sabar nih mau napak tilas masa kecil, membantu simbok membuat kue-kue kering dan mengemasnya dalam toples dan plastik-plastik PP Wayang.

Kue khas lebaran yang sudah spesial, jadi makin isimewa karena selalu ada cinta ibu saat membuatnya.

Kalau kue khas lebaran di daerah kalian apa aja nih? Sharing di kolom komen yaaa!

Tons of love,

Prev Post Next Post