Ngeblog dan Raditya Dika

Jakarta, circa 2008: Awal Mula Ngeblog
Saya masih jadi anak kos, bekerja jadi guru TK dan mengajar les privat di daerah Jagakarsa, Cilandak dan sekitarnya. Suatu kali saya kedatangan seorang teman SMA yang akan mengikuti tes CPNS dan akan menginap beberapa malam di kosan saya. Dari dialah, saya tahu Raditya Dika, orang yang punya andil besar hingga akhirnya saya menulis blog.
Klise ya, tapi begitulah. Orang yang ngefans pada seseorang, maka akan merasa bahagia bila melakukan hal sama dengan idolanya itu.
Tiap malam saya rajin banget menyambangi warnet di ujung gang. Membuka blog kambingjantan.com, membaca banyak sekali cerita remeh dan absurd di sana. Tentang keseharian Bang Dika, tentang keempat adiknya, juga tentang kucingnya yang bernama Alfa. Sampai sekarang, kalau liat Alfamart pasti langsung ingat Alfa, wkwk.
Ingin seperti Bang Dika, sayapun membuat blog. Di Multiply, waktu itu. Dengan template putih dan salju beterbangan, lalu lain waktu berganti menjadi nuansa kelap kelip. Heran saya, itu blog apa lampu disko, rame bener.
Blog itu saya beri judul Dunia Kecilku, menggambarkan dunia saya saat itu menjadi guru TK dengan teman-teman kecil alias murid. Isinya gaje abis. Kadang puisi, kadang cerpen nanggung, tapi paling sering cerita tentang kelucuan murid-murid saya.
Hingga akhirnya Multiply tutup, maka tertutup juga blog saya.
Saya menikah, punya anak, masih tetep ngajar, lupa sama sekali dengan blog. Tapi tidak dengan Bang Dika. Eaaa. Saya nonton Kambing Jantan -buku pertama Bang Dika dari blog- di filmkan, tertawa sampai sakit perut, di Cinere Mall waktu itu.
Saya masih setia membaca blog yang akhirnya berganti nama jadi radityadika.com, membeli buku-buku karya Bang Dika, menonton filmnya, bahkan seri youtube Malam Minggu Miko selalu menjadi tontonan wajib saya dan suami.
Dipikir-pikir nggak relate sama sekali sih dengan kehidupan kami. Kami bukan jomblo (seperti kebanyakan karya Bang Dika), udah punya anak pula. Tapi namanya cinta, mau diapa. Ehe.
Palopo, circa 2015: Kembali Ngeblog
Saya dihadapkan pada perubahan hidup yang lumayan ekstrim. Pindah ke Palopo, Sulawesi Selatan, dengan kondisi membawa dua balita, bahkan Ayyas masih usia 3 bulan.
Yang tadinya bekerja berubah jadi ibu rumah tangga, yang tadinya doyan main jadi di rumah saja, yang tadinya punya temen banyaaak, tiba-tiba tetangga saja belum punya.
Saya jadi sensi dan baperan abis. Anak rewel dikit saya stress, suami pulang telat dikit saya drama, akhir pekan ngggak jalan-jalan saya guling-gulingan di lantai.
Enggak deng …
Suami yang melihat kondisi istrinya agak mengkhawatirkan, akhirnya punya ide cemerlang.
“Kamu coba nulis lagi deh. Aku kangen banget tau, baca diary kamu. Kenapa pas abis nikah malah berhenti nulisnya sih?”
Iya ya. Kenapa ya. Kenapaaa?
Dan sebelum pindah ke Palopo, memang saya dikasih buku diary sama seorang sahabat. Sahabat yang tauuu banget bahwa saya suka dan pengen jadi penulis. Sahabat yang yakin bahwa saya bisa menulis seperti dulu lagi. Dan inilah dia, halaman pertama diary saya.

Pas semalam baca senyum-senyum sendiri terus ngakak. Ngeblognya sih biasa, tapi itu internet marketer dapet ilham dari manaaa, hahahaha. Saya kok nggak ingat pernah pengen jadi internet marketer. Ajaibnya tulisan ya, mengikat apa-apa yang kalau hanya kita pikirkan, pasti akan menguap dan lupa.
Setelah mulai menulis kembali di diary, suami rajin meminjamkan laptopnya. Saya mulai bikin blog lagi, dan langsung aktif mencari komunitas blogging di Facebook.
Begitu kenal dengan para blogger, wuuusss saya belajar banyak hal. Tentang mengonsep blog, tentang TLD, tentang branding, juga tentang mendapat uang dari sana.
Hingga hari ini…
Meski Bang Dika udah nggak ngeblog, meski saya nggak bisa lagi nostalgia ke radityadika.com karena terakhir blognya dihack sama hatersnya Young Lex, tapi ternyata:
Saya masih ngeblog!
Ya, meski dalam perjalanannya masih susah konsisten, update sesuka hati, semangat naik turun, tapi saya berani bilang, saya cinta ngeblog.
Saya ngeblog karena ternyata menulis dan kemudian tau ada yang membaca tulisan saya, itu beneran bikin bahagia.
Saya ngeblog karena di sana saya dapat banyaaak sekali teman baru. Tak peduli saya hanya tinggal di rumah, duduk di depan laptop kesayangan, tapi jiwa saya berkelana, menyapa dan bersenda dengan mereka.
Saya ngeblog karena dari sana saya bisa mendapat penghasilan dan itu membuat saya bangga.
Saya ngeblog karena dengannya, saya bisa mengaktualisasi diri, sadar sepenuhnya bahwa saya punya potensi yang bisa dikembangkan. Dan itu membuat saya berharga.
Saya ngeblog, karena nantinya tulisan-tulisan di sana akan menjadi salah satu warisan ketika saya sudah tiada.
Saya ngeblog, karena saya cinta.
___________
Kalau kamu, kenapa ngeblog?
Love,