Sentuhan Pertama, Penuh Harapan dan Cinta

Juli 23, 201754 Comments
Blog post

Masih ingat sentuhan pertama untuk buah hati? Sentuhan pertama yang penuh harapan dan cinta dari kita, orang tuanya. Ah, bahkan hingga kini usianya sudah 6 tahun, kenangan itu masih terbayang jelas di benak saya.

Rasa haru bercampur takjub, juga sedikit bingung, mau diapakan anak ini nanti, hehehe. Ya, meski selama hamil rajin banget baca artikel tentang hamil, melahirkan dan tumbuh kembang anak baik dari internet maupun dengan berlangganan tabloid dan majalah, tetap saja pas anaknya udah lahir ada sedikit rasa gugup. Bisa nggak ya, saya merawat dia dengan baik :’).

Wafa, anak pertama saya lahir lewat operasi sectio yang nggak direncanakan. Kok bisa? Iya, pemeriksaan terakhir dokter kandungan bilang kalau semua dalam kondisi bagus. Hanya saja, memang ada tali pusat yang melilit di lehernya. Tapi nggak masalah kok kata dokter. Jadi saya juga lega.

Drama dimulai saat saya hendak melahirkan. Mules dari malam dan makin hebat saat Subuh disertai bercak darah, membuat saya dan suami yakin kalau ini waktunya. Berangkatlah kami ke rumah sakit.

“Pasien dokter siapa, Bu?”, tanya suster di bagian administrasi.

“Dokter D, Sus”

“Oh, mohon maaf Ibu, per tanggal 1 Juli ini Bu Dokter D udah enggak praktek di sini lagi. Jadi silakan Ibu pilih dokter lain ya”

HAH. Saya panik. Kok bisa sih, dan kenapa dokter nggak bilang-bilang kalau mau pindah. Seenggaknya kan saya enggak kaget, atau untuk lahiran bisa ngikut di mana beliau praktek.

Sambil meringis menahan kontraksi, saya akhirnya milih salah satu dokter perempuan untuk mendampingi saya melahirkan. Pas itu masih Subuh kan, jadi dokternya belum datang. Saya masuk ruang periksa sama bidan, dan ternyata udah bukaan dua.

Cuma pas itu detak janinnya melemah tiap kali ada kontraksi. Dugaannya sih karena lehernya yang terlilit tali pusat.

Long story short, bidannya nelpon dokter. Dan lewat telpon itu juga, dokter memutuskan kalau saya harus melahirkan lewat operasi sectio.

Whaatt? Saya syok, dan takut, jujur aja. Soalnya sama sekali enggak ada persiapan. Mental terutama ya. Jadi udah aja nangis-nangis. Antara enggak mau operasi, tapi udah pengen ketemu si bayi. Apalagi sebelum ini saya pernah keguguran, jadi pas dokter bilang enggak apa-apa kalau mau lahiran normal, tapi kalau nanti terjadi apa-apa ya itu tanggung jawab ibu.

Nah loh, pasrah aja akhirnya ganti baju operasi. Saking takut dan enggak siapnya, saya sampe susah dimasukin jarum infus. Nggak santai. Sampai dimarahin sama bidannya, huhuu. Terus pas disuntik bius juga beberapa kali gagal karena saya berontak -_____-

Tapi alhamdulillah akhirnya operasi berjalan lancar hingga saya mendengar tangisan bayi! Pas bayi merah itu diletakkan di dada saya untuk IMD, semua rasa takut, panik, kesel sama bidan yang marah-marahin saya, lenyap. Blasss. Berganti dengan haru dan bahagia teramat sangat.

Masya Allah, saya jadi ibuuuuuu. Saya pun menyentuhnya untuk pertama kali. Saya elus hidungnya, dahinya, juga pipinya yang memerah. Hai, Nak, akhirnya kita bertemu.

[ Baca: Surat Cinta Untuk Anak Pertama Bunda ]

sentuhan pertama ibu dan bayi

Hari-hari Menjadi Ibu, Hari-hari Penuh Sentuhan

Biasanya kalau anak pertama, ibu masih takut ya untuk memandikan sendiri bayinya. Masih kagok alias kaku katanya. Bahkan kalau di lingkungan tempat tinggal saya dulu, dari lahir sampai puput tali pusat bayi dimandikan sama dukun bayi, sekaligus memijat.

Kalau saya enggak, hahaha. Entahlah, kaya enggak pengen kelewat aja segala momen bersama anak. Apalagi mandiin sama mijit, duh, favorit saya banget itu. Bisa ngerasain kulitnya yang tipis dan super lembut. Ibu, waktu itu cuma nemenin seminggu pasca lahiran aja. Meski cucu pertama, tapi mau gimana, ndilalah lahiran Wafa ngepasin masa panen. Jadi Eyangnya lagi super duper syibuk. LOL.

Pas itu tetangga sampai heran, kok saya sebagai ibu baru berani banget megang bayi. Eeerr, ya ini anak saya, masa nggak berani. Kalau untuk keterampilan, mungin ada hubungannya sama saya dulu yang kenyang banget momong dua adik :D.

[ Baca: Story of My Life ]

Dan lagi, saya mengerti bahwa fase neonatal yaitu 28 hari pertama setelah bayi dilahirkan, merupakan masa paling krusial dalam kehidupan seorang bayi karena tubuhnya sedang mengalami perkembangan dan mengalami perubahan lingkungan yang drastis, sehingga tubuhnya sangat rentan.

Sebelumnya kan ada di dalam rahim yang hangat, nyaman dan aman, sedangkan kini Ia berada di dunia luar yang sepenuhnya asing.

Manfaat pijat pada bayi

Situasi ini yang menyebabkan angka kematian saat masa neonatal masih lho tinggi di Indonesia. Berdasarkan data WHO pada tahun 2015, terdapat sekitar 70.000 bayi di Indonesia yang kehilangan nyawanya sebelum menginjak umur 28 hari.

Salah satu faktor adalah akibat kurangnya perhatian terhadap perawatan kulit selama masa neonatal yang menyebabkan terjadinya sepsis pada kulit bayi. Menurut Centers for Disease Control and Preven1on (CDC), ada lebih dari 1 juta kasus sepsis setiap tahunnya dan di Indonesia sendiri ada ribuan kematian bayi yang diakibatkan sepsis melalui kulit di tahun 2015. Sedihnyaaa T_T

Maka dari itu, saya harus yakin kalau sentuhan untuk bayi saya benar-benar harus lembut dan penuh kasih sayang. Termasuk, enggak boleh sembarangan orang yang bebas menyentuh atau cium-cium dia.

Saya lebay? Biarin lah, lebih baik berjaga-jaga daripada menyesal kemudian kan? Saya pernah baca berita ada bayi meninggal karena terlalu banyak orang yang menciumnya! Kulit bayi masih sangat amat sensitif, jadi rentan banget terserang kuman penyakit :(.

Seperti penjelasan yang saya baca oleh Dr. Bernie Endiarini Medise, Sp.A(K), MPH, “Selama masa neonatal, kulit bayi sangat sensitif, maka dari itu diperlukan perawatan kulit yang efektif dan tepat bagi bayi di masa neonatalnya. Kandungan emollient yang digunakan dalam perawatan kulit bayi dapat mencegah terjadinya kulit kering/TEWL (Transepidermal Water Loss). Disamping itu, sentuhan ibu selama masa neonatal sangatlah pen1ng, karena selain dapat memperlancar peredaran darah bayi dan juga meningkatkan imunitasnya, sehingga bayi akan lebih sehat, dapat bertumbuh dan hidup lebih panjang.”

Yap, kematian bayi di masa neonatal dapat dicegah diantaranya dengan perawatan kulit yang tepat dan efektif.

Beberapa Fakta Sentuhan Ibu dan Manfaatnya

Yang paliiing saya rasakan dari sering menyentuh dan memijat Wafa adalah saya makin cinta sama dia :’). Proses kelahirannya yang sempat diwarnai drama, ngaruh banget ke saya. Sempet nyesel kenapa lahirannya cesar, padahal udah rajin banget olahraga selama hamil, segala renang dijabanin, segala latihan atur napas dirutinin, terus udah, nggak ada yang kepake :’).

Apalagi dari orangtua yang nganggep cesar itu tabu banget. Saya nggak bilang loh ke ibu, sampe beliau tau sendiri pas udah sampe Jakarta. Dan seperti yang saya duga, syok banget denger saya lahiran lewat operasi.

Saya, akhirnya sempat terbersit rasa sebel sama Wafa. Apalagi saat jahitan operasi saya sempat bermasalah karena bocor. Ada banget tuh baby blues syndrome. InsyaAllah lain waktu saya cerita tentang bocornya jahitan cesar sampai harus jahit ulang ya.

Seperti gambar di atas, dengan sering menyentuh Wafa saat mandi, memijat, maupun menyusui, lama-kelamaan rasa sebel yang tadinya suka ‘kumat’ hilang gitu aja. Yang ada kami merasa semakin dekat dan semakin mengenal satu sama lain.

Seperti memulihkan ingatan bahwa kami, sudah bersama-sama selama 9 bulan sebelumnya, meski tak bertatap muka. Memijat, ternyata bermanfaat luar biasa, bukan hanya untuknya, tapi juga untuk saya sebagai orang tuanya.

Manfaat memijat untuk bayi:

  • Menurunkan produksi hormon stressor
  • Membantu bayi untuk berlatih relaksasi
  • Membantu meredakan ketidaknyamanan
  • Membantu mengatasi gangguan tidur
  • Membuat tidur lebih lelap dan lama
  • Membantu pengaturan sistem pencernaan, sistem respirasi dan sirkulasi
  • Meningkatkan berat badan dan kesehatan
  • Memperbaiki sistem imun
  • Membuat ikatan / bonding dengan ibu/orangtua.

Manfaat memijat untuk orangtua:

  • Memberikan perhatian spesial & mempererat ikatan/bonding
  • Membantu orangtua mengetahui bahasa(isyarat) non verbal bayi
  • Membuat rasa percaya diri dalam mengasuh bayi
  • Meningkatkan komunikasi orangtua dan bayi
  • Meningkatkan kemampuan orangtua membantu bayi untuk relaksasi
  • Meredakan stres orangtua
  • Membuat suasana yang menyenangkan

manfaat sentuhan ibu untuk bayi

Sekarang saya suka kangen loh momen memnadikan dan memijat bayi. Aroma telon dan minyak wangi bayi ituuu  surga banget ya, hahaha. Anak-anak udah besar, udah mandi sendiri, kalau dipijat teriak-teriak geli. Produksi bayi lagi aja kali yak :p.

[ Baca: 4 Pertimbangan Sebelum Menambah Anak ]

Nah, buat kalian ibu hamil atau yang baru saja resmi menjadi ibu, jangan ragu untuk memandikan dan memijat si kecil ya. Karena banyaaak sekali manfaat dan keuntungannya.

Merasa takut dan kagok? Nggak apa, wajar banget, apalagi kalau anak pertama ya. Dicoba saja pelan-pelan, terus berlatih bersama si kecil. Atau bisa misalnya pijatkan anak ke pijat bayi, atau bidan. Sembari kita belajar ya kan. Lama-lama, dijamin lancar dan bikin ketagihan deh, hehehe.

Teknik dan Tips Memijat untuk Bayi

Tips dan teknik memijat untuk bayi

Untuk tutorial pijat untuk bayi ada banyak banget. Sila digugling sendiri yaaa. Yang paling terkenal yang pijat ILU itu ya. Yang jelas, jangan lupa untuk tetap menjaga komunikasi dengan bayi. Ajak dia ngobrol dan tersenyum selama pemijatan.

Oiya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan juga, seperti:

• Jangan memijat bayi setelah minum atau makan
• Jangan membangunkan bayi hanya untuk di pijat
• Jangan memijat bayi saat sakit
• Jangan memaksa posisi tertentu saat pemijatan
• Jangan memijat dengan kuku panjang
• Jangan menggunakan perhiasan di sekitar tangan dan jari karena bisa menyakiti bayi

Okeee. Fakta-faktanya sudah, manfaatnya sudah, tips dan tekniknya juga sudah. Tinggal eksekusinya deeeh. Yuk, sentuh dan pijat anak-anak kita dengan penuh harapan dan cinta <3

sentuhan ibu

Ayo Gabung di Kampanye Sentuhan Penuh Harapan

Setelah kita sadar akan pentingnya sentuhan ibu, tentu kita mau dong kalau kebiasaan baik ini ditularkan ke ibu-ibu lain. Memang masih banyak ya yang belum sadar?

Iyaaa, masih banyak.

Ada yang bilang kalau anak kebanyakan disentuh mereka jadi manja, jadi bau tangan, gampang rewel, dan sebagainya. Padahal enggak gitu, justru dengan banyak sentuhan cinta, anak-anak kita akan lebih tenang dan nggak gampang crancky. Buktiin deh.

Kabar baiknya, saat ini JOHNSON’S® Baby mengadakan kampanye “JOHNSON’S® Baby Sentuhan Penuh Harapan”, untuk menyebarluaskan pentingnya sentuhan ibu terhadap bayi melalui pijatan dan sentuhan saat mandi dan memijat, terutama selama masa neonatal.

Kampanye sentuhan pertama Johnsons Baby

Dan terkait dengan kampanye tersebut, selama bulan Juni dan Juli 2017, JOHNSON’S® Baby juga mengajak para Ibu untuk berpartisipasi secara aktif untuk menyebarkan awareness tentang Sentuhan Penuh Harapan. Mau ikutan? Caranya gampang banget!

Yang pertama, menyebarluaskan pentingnya sentuhan Ibu melalui pijatan dan sentuhan saat mandi dan memijat melalui media sosial yang kalian punya. Bisa Facebook, Instagram maupun Twitter.

Yang kedua, berkontribusi dalam program pembelian Sentuhan Penuh Harapan, dimana JOHNSON’S® Baby menggandeng Alfamart dan Save the Children, memberikan cara termudah bagi seluruh ibu untuk berpartisipasi, yaitu dengan pembelian minimum Rp 25.000,- produk JOHNSON’S® Baby jenis apapun di seluruh gerai Alfamart di Indonesia, JOHNSON’S® Baby akan mendonasikan Rp 500,- ke Save the Children.

Yang artinya, para Ibu di Indonesia telah berkontribusi dan bantu berikan harapan bagi bayi yang kurang beruntung di Indonesia untuk hidup, tumbuh dan melihat dunia. Alfamart deket banget dari rumah kan? Yuk cusss.

Untuk informasi lebih lanjut tentang campaign ini, silakan cek akun media sosial resmi dari Johnson’s Baby ya, yaitu:

Instagram:

@johnsonsbaby_id

Twitter:

@JohnsonsBaby_ID

Facebook:

https://www.facebook.com/JohnsonsBabyIndonesia

Mari sebarkan manfaat sentuhan penuh harapan untuk generasi Indonesia yang lebih baik dan sehat 🙂

Tons of love,

Prev Post Next Post