Bullying di Sekolah

Raka dan Riana adalah teman satu kelas di sebuah SD ternama di kota Bandung. Hari ini kedua orang tua mereka dipanggil oleh kepala sekolah karena kasus bullying. Raka sebagai korban dan Riana yang menjadi pelaku. Sontak hal ini membuat orang tua baik Raka maupun Riana terkejut bukan main. Terlebih Riana di rumah dikenal sebagai anak yang manis.
Dari banyaknya kasus yang terjadi akhir- akhir ini, bullying tidak hanya didominasi oleh satu gender tertentu. Anak perempuan yang seharusnya memiliki sifat lemah lembut bahkan bisa menjadi pelaku.
Menurut penelitian, seorang anak pelaku bully biasanya akan memilih anak lain yang secara emosional atau fisik lebih lemah, atau bahkan yang berbeda penampilan dengannya, hanya agar pelaku merasa lebih penting, popular atau berkuasa. Pada kasus Raka – Rianapun demikian, Raka adalah anak pemalu dan kutu buku, sedangkan Riana adalah ketua gank beberapa anak perempuan di kelasnya. Riana kerap meminta Raka memberi contekan saat ulangan, tapi kali kemarin Raka terlalu takut ketahuan guru pengawas untuk memberikan kertas contekan. Hal inilah yang memancing kemarahan Riana dan teman- temannya.
Lalu bagaimana cara supaya mencegah anak menjadi korban bully?
Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan oleh Ayah Bunda kepada si buah hati
1. Tumbuhkan rasa percaya diri dengan menanamkan nilai positif ke dalam dirinya.
2. Latih kemampuan sosial anak dengan mengikutsertakannya dalam berbagai kegiatan di luar rumah.
3. Latih anak selesaikan masalah sendiri sehingga ia dapat belajar menghadapi konsekuensi dari setiap masalah yang dihadapinya.
4. Latih anak berani berkata βtidakβ dan berani melawan siapapun yang melakukan kekerasan terhadapnya.
Bagaimana penanganan jika ananda telah menjadi korban bullying?
1. Bangun komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Selain itu orang tua perlu mendalami karakter anak dan kondisi sekitarnya.
2. Bila terbukti ia adalah anak yang menjadi korban bullying, Berikan anak dukungan dan masukan bagaimana ia menghadapi lingkungan dan teman- temannya yang dominan atau yang membuatnya tidak nyaman.
3. Jika bullying terjadi di lingkungan rumah atau sibling rivalry, orang tua perlu bersikap adil dalam menyikapi perselisihan antara kakak adik, serta menanamkan nilai kasih sayang dan kekompakkan di antara mereka.
4. Orangtua perlu membangun rasa percaya diri anak serta beri penghargaan agar anak merasa berharga di hadapan orang lain.
5. Tanamkan kemandirian anak dalam keberanian mengambil keputusan dan penyelesaian masalah dengan temannya. Misalnya, kapan anak harus bicara baik-baik, menghiraukan perilaku bullying, atau segera melaporkan pada guru dan orangtua.
Baik pelaku maupun korban bullying sama- sama beresiko mengalami masalah mental. Ayah Bunda perlu mengenali faktor apa saja yang menyebabkan anak suka membully dan bagaimana mengatasinya.
Faktor utama yang menyebabkan seorang anak suka membully adalah perilaku kekerasan, entah yang anak saksikan secara langsung maupun dari TV atau video game, atau bahkan malah perilaku kekerasan yang anak alami sendiri dari orang terdekatnya. Banyak dari korban bully yang kemudian berubah menjadi pembully. Pada kasus Raka β Riana, setelah ditelusuri ternyata Riana kerap mendapatkan perilaku kekerasan dari pengasuhnya selama ini.
Dampak negatif dari bully
Pelaku bully biasanya lebih berisiko untuk gagal di bidang akademis, keluar atau tidak melanjutkan sekolah dan lebih cenderung terlibat kriminalitas dan perkelahian ketika sudah lebih dewasa. Penelitian juga menunjukkan mereka lebih rentan menggunakan narkoba. Bahkan ada penelitian juga yang mengkaitkan pelaku bully dengan gangguan kepribadian antisocial atau sociopath.
Bagaimana agar anak tidak menjadi pelaku bullying?
πΊ Ajarkan anak mengendalikan agresivitas, belajar berinteraksi secara sehat
πΊ Ajarkan anak untuk berempati, lebih peka dan memahami perasaan orang lain
πΊ Pahamkan akibat dari perilaku agresif terhadap orang lain
πΊ Bangun hubungan positif dengan anak
πΊ Anak perlu merasa dicintai, didukung dan didengarkan
πΊ Orang tua perlu mendengar dan memahami sudut pandang serta perasaan anak
πΊ Membuat anak merasa dihargai
Ayah Bunda, masalah bullying adalah masalah kita semua. Kita seharusnya memiliki kepedulian bersama dalam menyelesaikan masalah ini supaya tidak ada Raka β Riana yang lain.
Childhood is the period of life when most of our personality is shaped. That is why you should start paying attention to their development, the best way you possibly can β by helping them understand the main things that make them complete person.
Tons of Love,
Nyak Rotun